Sejarah sulaman telah berlangsung selama ribuan tahun, dengan contoh-contoh paling awal berasal dari era Cro-Magnon (30.000 SM). Asal usul teknik ini diyakini berasal dari Tiongkok Kuno yang mungkin merupakan orang pertama yang ‘menemukan’ sulaman, dengan contoh-contoh yang jauh lebih maju berasal dari antara abad ke-3 dan ke-5 SM. Pakaian sulaman yang berasal dari tahun 300 hingga 700 M juga telah ditemukan di Eropa.
Contoh-contoh sulaman yang memukau telah ditemukan di seluruh dunia, masing-masing mencerminkan teknik dan tradisi estetika budaya masing-masing. Ingin tahu fakta menarik tentang sulaman? Ada bukti bahwa bangsa Viking juga mempraktikkan sulaman dan memiliki berbagai desain sulaman pada pakaian mereka pada abad ke-9-10.
Anda mungkin juga terkejut mengetahui bahwa sulaman lahir bukan dari keinginan untuk menciptakan desain yang rumit dan menghias pakaian, melainkan hanya kebutuhan untuk memperbaiki sesuatu! Menurut pakar tekstil John Gillow dan Bryan Sentence, pakaian bersulam hanyalah langkah logis selanjutnya dari teknik menjahit primitif.
Seiring orang-orang zaman dahulu menambal dan memperbaiki pakaian mereka, mereka menemukan kemungkinan dekoratif dari menjahit, dan sulaman sebagai bentuk seni pun mulai berkembang pesat. Dengan kebangkitan agama Kristen pada tahun 1000, sulaman mulai berkembang sebagai simbol status dan menempati posisi penting dalam kehidupan kaum bangsawan di seluruh dunia.
Bordir mungkin merupakan seni yang unik di dunia seni tekstil karena fleksibilitas dan popularitasnya sepanjang sejarah. Pakaian bersulam hadir di semua lapisan masyarakat, di seluruh penjuru dunia, tetapi pada Abad Pertengahan, bordir lebih dari sekadar dekorasi – bordir merupakan simbol kekayaan. Orang kaya dan berkuasa tidak hanya mengenakan pakaian bersulam tebal, tetapi juga menghiasi rumah mereka dengan permadani besar bersulam.
Contoh sulaman mewah yang terkenal adalah gaya Opus Anglicanum yang dipraktikkan di Inggris pada Abad Pertengahan. Teknik mewah ini digunakan untuk membuat pakaian dan hiasan dinding bersulam, dan menggunakan benang emas serta tekstil mahal. Contoh paling terkenal kemungkinan besar adalah Permadani Bayeux – kain sulaman berukuran 70×50 meter yang menggambarkan penaklukan bangsa Normandia.
Namun, sulaman sebagai simbol status benar-benar menjadi ciri khasnya di dunia Islam. Seperti Opus Anglicanum, sulaman Islam mengutamakan benang-benang mahal, tetapi dengan gaya rumitnya sendiri. Berkat posisinya sebagai penanda status sosial, pakaian bersulam menjadi populer di seluruh wilayah, dan dapat ditemukan pada sepatu, tunik, jubah, seragam, dan berbagai jenis pakaian lainnya di Istanbul, Damaskus, dan Kairo.
Pada abad ke-18, sulaman menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan perempuan muda di seluruh Eropa. Di Inggris dan koloninya, belajar menyulam merupakan bagian dari transisi remaja menuju dewasa, dan semua perempuan muda yang memiliki status sosial yang relevan dilatih dalam seni menyulam.
Revolusi Industri mengubah sejarah bordir, sekaligus mengubah sejarah Eropa secara keseluruhan. Pada pertengahan 1800-an, mesin bordir pertama dibuat di Prancis. Mesin tersebut setengah otomatis dan masih menggunakan bordir tangan sebagai bagian dari prosesnya. Namun, revolusi ini merupakan awal perjalanan bordir menuju produksi massal.
Pada pergantian abad ke-20, sulaman menjadi lebih mudah diakses karena orang-orang menggunakan katalog pesanan melalui pos untuk membeli pakaian dan dekorasi sulaman mereka sendiri. Kertas pola menyederhanakan proses sulaman sehingga tidak lagi membutuhkan keahlian khusus.
Dengan semakin terjangkaunya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, sulaman kehilangan status eksklusifnya sebagai kelas atas dan menjadi sesuatu yang dapat dibeli sendiri oleh masyarakat umum. Di akhir abad ke-20, sulaman tidak lagi hanya diperuntukkan bagi perempuan. Dari Raja Swedia – Gustaf V hingga aktor Hollywood Henry Fonda, para pria dengan status sosial tinggi menekuni sulaman sebagai hobi dan mereka tidak malu untuk menunjukkannya. Itulah momen penting dalam sejarah sulaman.
Perubahan yang dipicu oleh Revolusi Industri terus mentransformasi dunia bordir seiring kemajuan teknologi yang memungkinkan bordir didigitalkan. Kehadiran komputer semakin mempercepat proses ini, dengan para penyulam masa kini yang mampu merancang pola menggunakan perangkat lunak komputer dan mengunggah berkas ini ke mesin untuk reproduksi sempurna pada kain.
Akan tetapi, terlepas dari kemajuan teknologi yang luar biasa ini, sulaman mesin memiliki banyak kesamaan dengan nenek moyangnya yang dibuat dengan tangan, dengan teknik-teknik awal seperti tusuk silang, tusuk selimut, dan tusuk rantai masih menjadi dasar seni tersebut hingga saat ini!
.
Baik untuk keperluan komunitas, acara kantor, promosi, maupun brand fashion Anda sendiri — ASR Konveksi Jakarta siap membantu mewujudkan kaos berkualitas dengan desain yang sesuai identitas Anda.
✅ Bahan premium & nyaman dipakai
✅ Proses cepat & hasil rapi
✅ Bisa custom desain sesuai kebutuhan
✅ Cocok untuk pemesanan kecil hingga besar
📞 Hubungi kami sekarang dan konsultasikan kebutuhan kaos Anda secara GRATIS!
🌐 Kunjungi website kami: asrkonveksijakarta.com
📩 Atau langsung chat via WhatsApp: 085697179469
ASR Konveksi Jakarta – Partner Terbaik untuk Produksi Kaos Anda!